UNTAG Bussiness Incubator Center (U-BIC)

Selasa, 19 November 2019 - 13:11:46 WIB
Dibaca: 568 kali

Pada Rabu (13/11), pelataran gedung Prof. Dr. H. Roeslan Abdulghani terlihat ramai dengan stan-stan produk kewirausahaan. Berbagai produk olahan makanan dan minuman dengan berbagai varian memenuhi masing-masing meja stan yang ada. Kesemuanya merupakan usaha kewirausahaan yang dimiliki oleh mahasiswa wirausaha UNTAG Surabaya yang tergabung dalam UNTAG Bussiness Incubator Center (U-BIC).

U-BIC merupakan sebuah pusat konsultasi kewirausahaan yang memiliki program untuk memberikan motivasi pada mahasiswa yang berminat untuk berwirausaha. Mahasiswa wirausaha nantinya bisa berkonsultasi dengan tim U-BIC terkait usahanya, mulai dari perizinan hingga permodalan.

“Kegiatan ini adalah pengenalan terhadap usaha anak muda yang diwadahi oleh UBIC,” ujar Dra. Noorshanti Sumarah, M.I.Kom, salah satu Dosen Pendamping wirausaha UBIC. Setelah melalui seleksi, mengikuti pelatihan dan juga workshop, para mahasiswa wirausaha muda ini akhirnya mencapai tahap manajemen pemasaran secara langsung. “Untuk hari ini ada 15 meja stan yang kami sediakan, cuma yang terisi ada 13,” sambungnya.

Salah satu produk yang dipasarkan dalam pameran bisnis ini adalah KHOHIdo. Nama unik ini merupakan singkatan kata dari Khoirul Hidroponik dan olahannya. Yakni, produk yang ia jual maupun olah berasal dari bahan baku tanaman hidroponik. “Ini merupakan peserta terakhir yang mendaftar,” terang Noorshanti. Ia sendiri mendampingi Khoirul Anam, mahasiswa wirausaha UNTAG Surabaya yang memiliki ide usaha produk menyehatkan tanpa pengawet dan pemanis buatan.

Yang menarik dari KHOHIdo, puding dan pudot (puding sedot) olahannya merupakan produk hasil olahan hidroponik. “Jadi ini saya dampingi, mulai dari penanaman tanaman hidroponiknya, penyemaian hingga panen. Jadi ini hasil tanaman sendiri,” sambung dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik itu. Selain produk olahan itu, Khoirul juga memamerkan berbagai produk hidroponik menyehatkan lainnya yang ia tanam sendiri. Seperti sawi-sawian dengan berbagai jenis: sawi pagoda, sawi pak coi atau sawi daging dan sawi samhong.

Dalam pameran bisnis ini, Noorshanti menuturkan bahwa merintis usaha lebih ia sarankan ketimbang melamar pekerjaan. Di Indonesia sendiri, peluang menjadi wirausaha lebih besar daripada menjadi karyawan saja. “Kami ingin menegaskan bahwa alumni atau lulusan tidak harus menyebar ijazah ke perusahaan untuk mencari pekerjaan, tapi akan lebih baik jika mereka dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri,” harapnya. (ua)